Kamis, 06 Januari 2011

Warga Kesal Transjakarta via Tol



Warta Kota/Ahmad Sabran 
Dibaca : 159 kali | Komentar: 0
Kramatjati, Warta Kota
MASUKNYA bus Transjakarta Koridor IX masuk ke tol untuk menghindari kemacetan di Pasar Kramatjati membuat calon penumpang kecewa.
Sekeluar dari Terminal Pinangrangti dan halte busway Taman Mini, bus Transjakarta masuk jalur bebas hambatan dari gerbang Tol Taman Mini dan keluar pintu Tol Cawang dan tiba di halte Cawang UKI. Di halte itu bus baru menurunkan dan mengangkut penumpang. Cara ini membuat bus Transjakarta Koridor IX tidak singgah di halte busway Pasar Kramatjati dan halte PGC Cililitan. Padahal, tak sedikit penumpang yang turun di halte Pasar Kramatjati dan halte PGC Cililitan.
Anis (26) warga Lubangbuaya, Cipayung, Jakarta Timur mengaku kecewa dengan kondisi itu. “Tapi ternyata setelah lewat halte Taman Mini, di depan Jasa Marga, bus nya masuk ke tol. Saya bingung, karena saya niat mau turun di PGC,” ujarnya saat ditemui Warta Kota di halte busway Cawang Uki, Rabu (5/1). Mau tidak mau, Anis kembali naik bus Transjakarta ke arah sebaliknya dengan menggunakan angkutan umum.
Keluhan senada disampaikan Rusdi, pedagang elektronik di Pasar Kramatjati. Rusdi yang tinggal di Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur mengaku senang saat tahu koridor IX (Pluit-Pinangranti) dioperasikan. Pasalnya halte busway Pinangranti tidak jauh dari pemukiman tempatnya tinggal.
“Makanya saya coba naik busway koridor IX, karena rutenya lewat Pasar Kramatjati. Ternyata setelah naik saya di bawa masuk tol. Tahu begini, saya naik angkutan umum saja seperti biasa,” katanya.
Menanggapi hal itu, Asisten Manajer Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Bano Yogaswara saat dihubungi Warta Kota, mengatakan kebijakan bus Transjakarta Koridor IX lewat jalan tol adalah untuk menghindari kemacetan di kawasan Pasar Kramatjati. “Jadi sejak awal beroperasi bus TransJ koridor IX memang kita masukan ke Tol Taman Mini,” ujarnya.
Menurut Bano, masuknya koridor IX ke jalur bebas hambatan tersebut tidak akan mengganggu pelayanan di koridor tersebut, walaupun ada dua halte yang tidak dilewati bus koridor IX itu. “Dua halte busway di Kramatjati dan PGC yang tidak dilewati bus koridor IX akan dilewati koridor VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan). Jadi tidak masalah, karena sudah di cover Koridor VII untuk di dua halte yang ada di Jalan Raya Bogor itu,” terang Bano.
Bano mengatakan, sejak Selasa (4/2), rute pengoperasian Koridor IX tidak lagi dibagi menjadi dua rute dimana penumpang mesti transit di halte Cawang UKI dan Grogol 2. “Rutenya langsung Pinangranti-Pluit. Tidak ada transit-transitan lagi,” katanya.
Meski pihak operator harus membayar tol, BLU Transjakarta memastikan hal tersebut tidak akan mempengaruhi harga tiket. Harga tiket tetap Rp 3.500. “Ini salah satu cara agar headway (waktu tunggu bus) tidak terlalu lama. Karena kemacetan di Kramat Jati bisa membuat headway semakin molor,” imbuhnya.
Lengkapi armada
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto armada bus Transjakarta di Koridor IX harus segera dipenuhi sesuai rencana, yakni 69 bus single dan 8 bus articulated. “DKI mempunyai kemampuan, seharusnya kebutuhan armada bus tidak dicicil dua tahun anggaran,” katanya di Balai Kota, Rabu (5/1).
Untuk itu, dia berharap, semua armada di Koridor IX segera dipenuhi sebelum tanggal 12 Januari 2011. Saat ini, di koridor itu dilayani 37 armada single dan 6 bus gandeng. Jarak koridor itu adalah yang terpanjang dibandingkan sembilan koridor lainnya, yakni 28,8 Km,
Prijanto menambahkan, jumlah armada itu sesuai kajian Dishub DKI dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).
Sementara itu Kepala Dishub DKI Jakarta, Udar Pristono, mengakui, operasional busway terutama di Koridor IX dan Koridor X belum optimal. Pihaknya akan terus melakukan penyempurnaan dan penyesuaian. “Untuk meningkatkan pelayanan busway, Pemda DKI Jakarta juga menerapkan fleet management (manajemen armada),” katanya. Konsep manajemen itu, ujar Udar, akan mengatur zonasi rute, penambahan armada bus, hingga pemasangan alat Global Positioning System (GPS) di seluruh unit busway yang dikendalikan melalui ruang pengendali. (bum/moe)

http://www.wartakota.co.id/detil/berita/36119/Warga-Kesal-Transjakarta-via-Tol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar