LOVAHOLIC
Titik didihku mencapai puncak pengembaraan
Pencarian yang selama ini ku lakukan menggeliat keluar dari lubuk terdalam
Manggapai harapku dalam pencarian...
Hahaha...
Kata-kata puitis itu terlalu mudah keluar dari bibirku yang awam akan cinta
Saat benakku menggapai angan yang terlalu indah, bahkan dibuat-buat
Mengharap welas dari ciptaan-Nya yang terindah, seperti kata-kata penyair yang mengilustrasikannya
Ketika mereka berlomba mencari wanita yang seperti mawar,
Karena indah kala mata memandang namun durinya dapat melawan saat kau coba merampasnya
Aku lebih suka wanita seperti teratai
Yang tetap tampak indah walau mereka hidup dilumpur
Yang tertata rapi dalam mahkota dan beralas terapung
Yang mampu menjaga kehormatannya dan tak mudah gugur dalam lekangnya waktu
penting gak sih...
Oya, mengapa bulan dipanggil dewi malam? Padahal struktur tubuhnya tak sempurna, tak memiliki cahaya sendiri dan hanya memantulkan dari apa yang bintang berikan padanya
mungkin, Itu semua karena bulan memiliki kerendahan hati, bersedia hanya menampakkan wajahnya dikala malam datang , dan mampu menyerap apa yang alam berikan kepadanya dalam keindahan
Itulah wanita... jika lingkungan dapat mencerahkan hidupnya dan ia mampu menempatkan dirinya kedalam pandangan yang baik maka indah akan tercipta
mencoba sedikit menjadi pujangga...
Inginku sempurnakan hidupku bersama tulang rusuk kiriku yang telah hilang
Meyeimbangkan yin dan yang dalam tubuhku
Mengisi ruang kosong yang sengaja kusediakan untuk belahan hati
Dan membagi semua kata yang kupikirkan
Semakin ku berpikir semakin kencang gejolak jantungku menggebu
Semakin ku lupakan semakin hati ini memaksa dasar jantungku untuk memompa semua harap
Yang paling parah saat kuberharap dan tak kunjung datang, mengapa otak ini terasa tak bekerja dengan benar... atau memang otakku yang sudah tidak beres... hahaha...
gabung di mediasastra.com + kemudian.com
BalasHapus